Jejak Sosok Mbah Ajek di Situs Lasem Gresik, Kantor Pajak Peninggalan Era Kerajaan Majapahit
Lasem Gresik News – Peninggalan era Majapahit masih tersimpan rapi di Situs Lasem di Desa Lasem, Kecamatan Sidayu, Gresik.
Situs ini disebut-sebut sebagai kantor pengelolaan pajak di era Kerajaan Majapahit.
Pemdes melestarikan dan tetap mempertahankan keasliannya.
Ada bangunan dari batu dan relief.
Ada pula petilasan Mbah Ajek (Mbah Pajak).
Baca Juga : Luncurkan Batik Sentono, Kadispendik Gresik Apresiasi UPT SMP Negeri 32 Gresik
Dilansir dari website Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gresik, situs ini peninggalan sekitar abad ke-13.
Mbah Ajek adalah petugas yang memungut pajak di area Kadipaten Sedayu, termasuk Gresik saat itu.
Karena Mbah Ajek merupakan petugas pajak, Desa Lasem adalah wilayah bebas pajak.
“Dahulu, beliau merupakan petugas pajak yang ditugaskan oleh raja Majapahit,” ucap Muhammad Mukhid, Juru Kunci Situs Lasem kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (5/8/2021).
Ada relief pada dinding struktur yang berupa guratan gambar menyerupai tokoh pewayangan Jawa di situs ini.
Relief ini bercerita tentang kehidupan pada masa itu.
Sampai sekarang kondisi relief tersebut masih utuh dan tidak berubah.
Kepala Desa Lasem, Khoiri mengatakan Pemdes membangun fasilitas di area tersebut untuk menjaga kelestariannya.
Ada pula area kolam renang wisata serta akses jalan yang bersih dan bagus.
“Kami pertahankan bangunan aslinya. Kami bangun akses jalan di bagian luar agar tamu bisa nyaman,” kata Khoiri.
Baca Juga : Cerita Desa Lasem , kurang lebih 200 Rumah Kuno dan pintu jadi saksi di Desa Lasem
Khoiri menambahkan sebenarnya pernah ada penemuan prasasti bertulis aksara Jawa Kuno pada tahun 1970-an.
Namun, prasasti tersebut dibawa ke Jakarta untuk keperluan penelitian, dan pembacaan oleh ahli sejarah
“Sekarang tidak tahu ada di mana prasasti itu. Sekarang kami melestarikan Situs Lasem di desa kami,” terangnya.
Sumber : suryamalang.tribunnews.com
One thought on “Jejak Sosok Mbah Ajek di Situs Lasem Gresik, Kantor Pajak Peninggalan Era Kerajaan Majapahit”